BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genetika merupakan bidang sains yang
mempelajari pewarisan sifat dan variasi yang diwariskan.Teori pewarisan sifat
atau biasa disebut hukum heraditas yang pertama kali dicetuskan oleh Gregor
Johann Mandel. Yang berpendapat bahwa sifat-sifat yang dapat diturunkan dari
generasi ke generasi melalui faktor penentu.Mandel menemukan prinsip dasar
tentang pewarisan sifat dengan cara mebiakan ercis kebun dalam percobaan yang
dirancang secara hati-hati. Mandel mengembangkan teori pewarisan sifatnya
bebrapa dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop dan nilai penting
kromosom dipaham, sejak itu teori mandel belum diakui dan baru diakui setelah
ia sudah meninggal seiring dengan perkembangan jaman.
1.2
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan dan selain itu juga dapat mengetahui defenisi
Kode Genetik,Replikasi DNA dan RNA,Hukum Mandel I dan II dan Golongan Darah dan
diharapkan bermanfaat bagi kita.
1.3 Rumusan Masalah
1. Defenisi
Kode genetik ?
2. Defenisi
RNA dan DNA ?
3. Apa
itu Hukum Mandel I dan II ?
4. Defenisi
Golongan Darah ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode Genetik
Kode Genetik merupakan suatu informasi
dengan menggunakan huruf sebagai lambang basa nitrogen(A,T,C,G) yang dapat
menerjemahkan mavam-macam asam amino dalam tubuh.dengan kata lain,kode genetik
adalah cara pengkodean urutan Nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan
urutan asam aminopada saat sintesis protein. Macam molekul protein tergantung
pada asam amino penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipetida.
Pada tahun 1998 NirenBerrtgKhorana dan
Holley menerima hadiah Nobel untuk penelitian mereka yang sukses menciptakan
kode-kode genetik yang hingga sekarang kita kenal. Ada 20 macam Asam Amino
penting yang dapat dirangkai membentuk rantai polipeptida.yang menjadi masalah
bagaimana 4 Basa Nitrogen ini dapat mengkode 20 Macam Asam amnino yang
diperlukan untuk mengontrol semua aktifitas.
Berdasarkan hasil berbagai
percobaan,terbukti bahwa kombinasi 3 Basa adalah yang paling mungkin untuk
mengkode asam Amino. 3 Basa tersebut yang mewakili informasi bagi suatu asam
amino tertentu dinamakan kode triplet atau koden.
Hal ini tidak mengapa, meskipun jumlah
asam amino melebihi dua puluh macam amsam amino.terjadi suatu “kelimpahan”dalam
kode genetika. Dimana terdapat lebih dari satu kodon memberi kode bagi satu
Asam Amino tertentu.Misalnya,Asam Amino Phenilalanin yang merupakan kode terjemahan dari kodon UUU
dan UUC. Istilah yang diberikan para ahli Genetika pada kelimpahan semacam ini
adalah Degenerasi atau mengalami Redundansi. Dapat dikatakan kode
genetik bersifat Dgeneratif dikarenakan 18 dari 20 Asam Aminno ditentukan oleh
lebih dari satu kodon yang disebut Kode Sinonimus .
Hanya Meteonin dan Trittofan yang mempunyai
kodon tunggal.Kodon Sinonimus mempunyai perbedaan pada urutan basa ke-3.Selain
itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki fungsi yang sama.Misalkan Fungsi
kodon Asam Asparat (GAU dan GAS) sama dengan fungsi kodon asam Tirosin(UAU,UAS)
dan juga triptopan(UGG).



Kodon atau kode genetik adalah deret
nukleotida pada mRNA yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida yang berurutan
:
ü Yang
menjadi suatu asam amino
ü Sering
disebut sebagai kodon triplet
ü Asam
amino yang disandikan misalnya metionin oleh urutan nukleotida ATG(AUG pada
RNA)
ü Banyak
Asam amino yang disandikan oleh lebi dari satu jenis kodon
ü Kodon
berada pada molekul mRNA
ü Penterjemahan
menjadi protein dilakukan pada ruas penyandi yang diapit oleh kodon awal(AUG) dan kodon Akhir (UAA,UAG,atau UGA) ruas ini
disebut gen.
ü Kodon
pada molekul mRNA dapat menyandi asam-asam amino dengan bantuan interprestasi
kodon oleh tRNA
ü Setiap
tRNA membawa satu jenis asam amiono sesuai dengan tiga urutanNukleutida atau
triplet yang disebut dengan anti kodon yang
berada pada simpul anti kodon RNA
ü Anti
kodon mengikatkan diri secara komplementer pada kodon di mRNA, sehingga asam
amino yang dibawah oleh tRNA sesuai dengan kodon yang ada pada kodon RNA.
ü Pesan
Genetik ditransaksi kodon demi kodon dengan cara tRNA membawa asam-asam amino
sesuuai anti kodon yang komplementer dengan kodon dan ribosom menyambungkan
asam-asam amino tersebut menjadi suatu rantai polipeptida.
ü Ribosom
menambahkan tiap asam amino yang dibawah oleh tRNA keujung rantai polipeptida
yang sedang tumbuh
Ø Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau
disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon
inisiasi, untuk memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut
Shine-Dalgarno untuk pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor inisiasi
(berupa tiga jenis protein).
Ø Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA.Kodon akhir
disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino.Kodon akhir
menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk
melepas ribosom.
2.2 Replikasi DNA
·
Pengertian
Replikasi DNA
Replikasi adalah proses duplikasi secara
DNA.Genom manusia pada satu sel terdiri sekitar 3 Miliyar dan pada saat replikasi
harus diduplikasi secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi
adalah Transmisi Vertikal (dari sel induk ke sel anak supaya informasi genetik
yang diturunkan sama dengan sel induk).
Salah satu sumber kesalahan DNA adalah
pada kesalahan replikasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,diantaranya
karena faktor lingkungan dan kesalahan replikasi sendiri sehingga menyebabkan
terjadinya mutasi.Supaya Replikasi sel dari generasi ke generasi tidak terjadi
kesalahan maka perlu ada repair DNA. Selain karena kesalahan replikasi, DNA
juga sangat rentan terhadap bahan kimia, radiasi maupun panas (hal yang dapat
menyebabkan mutasi pada DNA pada saat replikasi).
Replikasi terjadi dengan proses
semikonservatif. karena semua DNA double helix. Hasil replikasi DNA double
strand. Kedua DNA parental strand bisa menjadi template yang berfungsi sebagai
cetakan untuk proses replikasi.semikonservaative process. Primer starand: Pada
3 dia akan melepaskan 2p dipakai sebagai energi untuk menempelkan, tetapi pada
5p tidak bisa dilepas karena ketiga P dibutuhkan sehingga tidak pernah terjadi sintesis dari 3-5 tetapi 5-3, jadi
yang menambah selalu ujung 3.
·
Perbedaan
Replikasi DNA dan Transkripsi DNA
Enzim yang berperan
dalam proses transkripsi dan replikasi berbeda pada proses transkripsi, enzim
yang berperan RNA polymerase. Transkripsi DNA : terjadi pada saat akan terjadi
sintesis protein (ekspresi gen); yang dipakai cetakan hanya salah satu untai
DNA(3’-5’) replikasi DNA : sebelum fase mitosis (fase 5) dalam siklus sel;kedua
untai induk dipakai sebagai cetakan untuk di replikasi.
·
DNA
polymerase
Pada proses replikasi SNA terdapat enzim
sentral,yaitu DNA polymerase.Pada proses replikasi DNA polymerase hanya bisa
menempel pada gugus OH (hidroksil) dimana gugus OH hanya pada ujung 3’
sedangkan ujung 5’ adalah ujung fosfat.(ciri utama DNA polymerase). Ciri kedua
; DNA polymerase tidak bisa mensitesis/menempelkan DNA ke pasangannya kalau
tidak ada primer (lokomotif). Sifat dari DNA polymerase dia hanya bisa mensintesis
DNA dari arah 5’-3’ sehingga pertumbuhan dari 5’-3’ karena penambahan pada
ujung 3’,dimana pada ujung 3’ ada ujung hidroksil.
Ciri lain DNA polymerase membutuhkan
primer,tidak bisa mensintesis DNA tanpa adanya primer, primer yang dipakai
adalah RNA (sekitar 4-5 basa dan dilanjutkan DNA). DNA yang dibutuhkan adalah
DNA primase untuk meletekkan RNA pada tempatnya. DNA primase untuk mensintesis
RNA sebagai lokomotif (4-5 basa). Bila lokomotif sudah jadi maka akan ditake
over oleh DNA polymerase dan yang ditambahkan adalah DNA.
·
Proses
Replikasi DNA
Pertama adanya replication origin, kemudian
pembukaan local DNA helix dan adanya RNA primer synthesis. Replikasi > ORC
menempel pada ACS(ORI) >sehingga pilihan membuka dengan bantuan helikase.
Helikase akan menempel untuk membuka pilihan (helix). Yang pertama kali yang
diperlukan :



·
Tahapan-tahapan dalam proses replikasi
Inisiasi DNA dalam sel-sel eukaryotik
memiliki ARCs (Autonomously Replicating Sequence) yang berperan sebagai asal
muasal replikasi dan mereka saling berlawanan dari asal bakterial (ORI). ARCs
terdiri atas 11 pasangan landasan sepanjang area DNA .


2.3 Hukum Mandel
v Hukum I Mendel, yaitu hukum segregasi menyatakan
bahwa pasangan pasangan alel selama pembentukan
gamet dan berpasangan kembali secara acak pada saat fertilisasi antargamet. Pembentukan
gamet terjadi secara meiosis, dimana pasangan- pasangan homolog saling berpisah
dan tidak berpasangan lagi atau terjadi pemisahan alel-alel suatu gen secara
bebas dari diploid menjadi haploid
v Hukum II Mendel, yaitu hukum pemisahan bebas
menyatakan bahwa pada persilangan dengan dua sifatbeda atau lebih maka sifat
yang sepasang tidak tergantung dengan sifat pasangannya.

Alel atau gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut Mandel.
§ Macam-macam persilangan pada hukum mandel
-
Persilangan Monohibrid atau
monohibridisasi merupakan suatu persilangan sederhana dengan satu sifat beda
Persilangan
Monohibrid
|
|||
P1
|
UU
|
x
|
uu
|
(Merah)
|
(Putih)
|
||
G1
|
U
|
x
|
u
|
F1
|
Uu
|
Contohnya : Mawar merah bergenotif (UU) , dan
Mawar
putih bergenotif (uu)
-
Persilangan dihibrid atau dihibridisasi
merupakan suatu persilangan (pembastaran ) dengan dua sifat beda
Contohnya :Kacang ercis bulat kuning
(BBKK),Gen B (bulat) dominan
terhadap gen b
(kisut)
Kacang ercis kisut
hijau (bbkk). Gen K (kuning) dominan
terhadap gen k
(hijau).
- Persilangan Trihibrid atau lebih adalah
persilangan antar induk yang
memiliki tiga atau lebih sifatbeda.
Contohnya :Persilangan dua organisme
dengan genotif AaBbCc.
3 persilangan monohibridyang terpisah ,yaitu Aa >< Aa,Bb
3 persilangan monohibridyang terpisah ,yaitu Aa >< Aa,Bb
>< Bb,dan Cc
>< Cc. Hasil persilangan trihibrid dapat
dijelaskan dengan prinsipsegresi
dankombinasi alel – alelnya.
-
Persilangan Resiprok atau
persilangan tukar kelamin adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin yang
dipertukarkan. Misalnya pada perkawinan monohybrid tanaman jantannya berbiji
bulat, sedangkan tanaman betina berbiji keriput. Maka pada perkawinan
resiproknya adalah tanaman jantannya berbiji keriput dan tanaman betinanya
berbiji bulat.
Contohnya :
H : gen yang
menentukan buah polong berwarna hijau
h : gen yang
menentukan buah polong berwarna kuning
contoh :
Persilangan resiproknya
P ♀
hh >< ♂
HH
P ♀ HH >< ♂ hh
Kuning hijau
hijau
kuning
F1 Hh F1
Hh
hijau
Hijau
serbuk sari : H dan
h
Serbuk sari : H dan h
sel telur : H dan
h
Sel telur : H dan h
F2
HH : polong hijau
F2 HH : polong
hijau
Hh : polong
hijau
Hh : polong hijau
Hh : polong
hijau
Hh : polong
hijau
hh : polong
kuning
hh : polong
kuning
-
Backcross atau persilangan kembali Ialah persilangan antara hibrid F1 dengan induknya jantan atau betina
Contoh persilangan pada marmot.
B : gen
untuk warna hitam
b : gen
untuk warna putih
Contoh :
P
♂
BB
>< ♀ bb
Hitam Putih
F1
Bb (hitam)
“backcross” ♂
BB >< ♀Bb
F2
Hitam
Hitam
![]()
♀
|
B
|
B
|
BB
Hitam
|
B
|
BB
Hitam
|
-
Persilangan testcrossatau uji silang Ialah persilangan antara hibrid F1 dengan individu yang homozigotik
resesif
Contoh pada hibrid
F1 disilangkan dengan induk betina (homozigotik resesif)
Uji silang monohibrid ini menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip
maupun genotip 1 : 1
P
♂ BB ><
♀ bb
Hitam
Putih
F1 Bb
(hitam)
Uji
silang ♂
Bb ><
♀ bb
Hitam
putih
![]() |
B
|
b
|
b
|
Bb
hitam
50%
|
bb
putih
50%
|
2.4 Golongan
Darah
Golongan darah
merupakan pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen warisan pada
permukaan membran sel darah merah.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah tesebut. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh).
Didunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatible yang dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia
hemolisis,gagal ginjal,syok,dan kematian.
Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut :
·
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap atigen
B dalam serum-serum darahnya.sehingga,
orang dengan golongan darah A negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A negatif atau O negatif.
·
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya.sehingga,orang dengan golongan darah B negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah B negatif atau O negatif.
·
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun
B.Sehingga,Orang dengan golongan darah AB positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apupun dan disebut Resifien Universal. Namun, orang dengan golongan darah AB positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab positi.
·
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen,tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.Sehingga,Orang
dengan golongan darah O negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O
negatif.


Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan adanya dua
macam antigen, yaitu antigen A dan antigen B serta dua macam antibody, yaitu
antiA dan antiB.
Antigen merupakan
glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel darah merah.
Antibodi
merupakan molekul protein yang dihasilkan oleh sel-B (limfosit-B) untuk
merespon adanya antigen. Antibodi terdapat pada serum atau cairan darah.

Berbeda
dengan penggolongan darah sistem ABO, penggolongan darah sistem MN berdasarkan
adanya perbedaan salah satu jenis antigen glikoprotein. Antigen glikoprotein
ini terdapat pada membran sel darah merah yang disebut glikoforin A.

Sistem Rh membagi golongan darah manusia menjadi dua kelompok
berdasarkan reaksi penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan annti
serum Rh. Hasilnya berupa individu dengan golongan Rh positif,
dengan genotip RhRh atau Rhrh, memiliki antigen faktor rhesus di
dalam sel-sel darah merahnya.
Sebaliknya individu golongan Rh negatif, dengan
genotip rhrh, tidak memiliki antigen faktor rhesus di dalam sel-sel
darah merahnya.

Kecocokan golongan darah
Tabel
kecocokan Darah RBC
|
||||||||
Golongan
darah resipien
|
Donor
|
|||||||
O−
|
O+
|
A−
|
A+
|
B−
|
B+
|
AB−
|
AB+
|
|
O−
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
O+
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
A−
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
A+
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B−
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B+
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
AB−
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
AB+
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Tabel
kecocokan plasma
|
||||
Resipien
|
Donor
|
|||
O
|
A
|
B
|
AB
|
|
O
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
A
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
AB
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
HUKUM HARDY
- WEINBERG
Populasi
mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak
(panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu
memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan
genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak
ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip
ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg,
dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin
acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum
keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi.
Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin
yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap
hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
·
Dari tetua
kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
·
Dari
penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
·
Dari genotipe
zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua
terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan
Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a
adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet,
yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga,
frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi
penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang
terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet
yang bergabung. Pada Tabel 15.1 terlihat bahwa tiga macam genotipe zigot akan
terbentuk, yakni AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi p2,
2pq, dan q2.
Tabel 15.1. Pembentukan zigot pada kawin acak
Gamet-gamet Edan frekuensinya
|
|||
A(p)
|
a(q)
|
||
Gamet-gamet G
dan frekuensinya
|
A (p)
|
AA(p2)
|
Aa(pq)
|
a (q)
|
Aa(pq)
|
aa(q2)
|
|
Oleh karena
frekuensi genotipe zigot telah didapatkan, maka frekuensi alel pada populasi
zigot atau populasi generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel A = p2
+ ½ (2pq) = p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel a = q2
+ ½ (2pq) = q2 + pq = q (p + q) = q. Dengan demikian, dapat dilihat
bahwa frekuensi alel pada generasi keturunan sama dengan frekuensi alel pada
generasi tetua.
Kita ketahui
bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini
(populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81;
0,81; dan 0,01. Dengan angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama
pada generasi berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi
seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat
kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui
oleh Hardy (1908) dari Cambrige
University dan Weinberg dari
jerman yang bekerja secara terpisah.
Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan
genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang
berbiak secara seksual”
Kondisi yang Diperlukan
untuk Keseimbangan Genetis
Perlu diteliti
apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy- Weinberg, sehingga
menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam keseimbangan
genetis. Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
Populasi harus
cukup besar, sehingga suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin mengubah
frekuensi genetis secara berarti.
Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi
keseimbangan secara mutasi.
Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi.
Reproduksi harus sama sekali sembarang (random).
Secara teoritis,
suatu populasi harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan merupakan
faktor penyebab dari perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada
populasi yang besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat
cukup besar sehingga perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari
perubahan yang berarti pada frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi
produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak, mempunyai
kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang,
yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun
alel itu merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata
hanya terdapat sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua
alel itu mempunyai kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan
sebagai satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil
mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan populasi besar
cenderung untuk lebih bermacam – macam.
Jadi suatu
kesempatan dapat menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi kecil, tetapi
perubahan ini kadang – kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran
genetis tidak dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai
gen. Hal ini disebut sebagai evolusi pertengahan (intermediate evolution).
Syarat kedua bagi keseimbangan mutasi mungkin tidak dijumpai pada suatu
populasi.
a. Mutasi maju
Mutasi selalu
terjadi, tidak ada suatu cara apapun untuk mencegahnya. Hampir semua gen
mungkin mengalami mutasi sekali pada 50.000 sampai 10.000 pembelahan, kecepatan
mutasi pada berbagai macam gen berbeda. Sangat jarang mutasi alel dengan sifat
sama dapat sampai mencapai keseimbangan. Jadi jumlah mutasi maju jarang sekali
sama dengan mutasi balik di dalam suatu kesatuan waktu. Contoh mutasi alel A ke
alel a adalah mutasi maju, sedangkan mutasi dari a ke A adalah mutasi mundur.
b. Mutasi mundur
Kecepatan dari
kedua mutasi ini jarang sekali akan terjadi dalam keadaan yang sama - sama
betul sama, salah satu mutasi yang akan terjadi lebih sering. Tekanan mutasi
ini akan cenderung untuk menyebabkan pergeseran perlahan – lahan pada frekuensi
genetis di dalam populasi. Alel yang lebih stabil akan cenderung untuk
bertambah frekuensinya, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung
untuk berkurang frekuensinya, kecuali kalau ada faktor lain yang mengubah
tekanan mutasi ini. Meskipun tekanan mutasi selalu ada, tetapi mungkin sekali
bahwa ini merupakan faktor utama yang dapat menghasilkan perubahan pada
frekuensi genetis di dalam suatu populasi. Mutasi berjalan begitu lambat
sehingga kalau bereaksi secara tunggal akan membutuhkan waktu yang lama sekali
untuk menimbulkan suatu perubahan yang nyata (kecuali dalam hal poliploid).
Mutasi terjadi secara sembarang (random) dan seringkali cenderung untuk
mengarah pada jurusan yang berbeda dari faktor-faktor lain yang menyebabkan
organism sesungguhnya harus berevolusi.
Mutasi mempertinggi variabilitas sehingga dengan
demikian merupakan bahan (raw material) yang segera ada untuk evolusi, tetapi
jarang menentukan arah atau sifat dari perubahan evolusi.
Kalau gene
pool harus dalam keadaan seimbang, sudah barang tentu imigrasi dari
populasi lain tidak boleh terjadi kalau hal ini akan menyebabkan terjadinya
pemasukan gen baru. Hilangnya gene pool secara emigrasi harus tidak
boleh terjadi. sebagian besar populasi alami mungkin paling sedikit mengalami
migrasi genetis di dalam jumlah yang sangat kecil, dan faktor ini menambah
terjadinya variasi yang cenderung untuk mengacaukan keseimbangan
Hardy-Weinberg. Sangat disangsikan akan adanya suatu populasi yang bebas dari
migrasi genetis dan pada beberapa kejadian dimana migrasi genetis terjadi, hal
ini terjadi begitu kecil sehingga dapat diabaikan sebagai faktor yang
menyebabkan pergeseran frekuensi genetis. Itulah sebabnya dapat kita simpulkan
bahwa syarat ketiga untuk keseimbangan genetis kadang – kadang terjadi di alam.
Kondisi untuk
keseimbangan genetis di dalam populasi adalah perkembangbiakan atau reproduksi
yang random. Reproduksi atau perkembangbiakan tidak hanya bertanggung jawab
atas kelangsungan reproduksi dari suatu populasi. Seleksi pasangan, efisiensi
dan frekuensi proses perkawinan, fertilitas, jumlah zigot yang terjadi pada
setiap perkawinan, prosentase zigot yang menuju kea rah pertumbuhan embrio dan
kelahiran berhasil, kemampuan hidup keturunan sampai mencapai umur berbiak. Hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung pada keturunannya dalam arti keselamatan
atau efisiensi dari reproduksi. Bila reproduksi merupakan sesuatu yang sama
sekali random, maka semua faktor yang mempengaruhi harus random, yakni tidak
terganggu dari genotip.
Keadaan tersebut
di atas mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi. Faktor – faktor tersebut
mungkin selalu berhubungan dengan genotip, yakni genotip dari organisme yang
mempengaruhi pasangannya dan semua hal yang disebutkan di atas. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa tidak ada aspek reproduksi yang sama sekali tidak
mempunyai hubungan dengan genotip.
Reproduksi tidak
sembarang (nonrandom) adalah hokum umum. Reproduksi di dalam arti luas adalah
seleksi alam. Jadi seleksi selalu bekerja pada semua populasi. Sehingga kalau
kita simpulkan, empat kondisi yang diperlukan untuk keseimbangan genetis yang
diusulkan oleh hokum Hardy-Weinberg adalah:
-
Ditemukan pada
populasi besar.
-
Tidak pernah
dijumpai mutasi.
-
Tanpa migrasi.
-
Reproduksi
random tidak pernah dijumpai.
-
Suatu
keseimbangan yang lengkap di dalam gene pool tidak pernah dijumpai,
perubahan secara evolusi adalah sifat – sifat fundamental dari kehidupan suatu
populasi.
Peranan Seleksi Alam
Setelah
ditemukan daya antibiotik dari penisilin, kemudian diketahui pula bahwa suatu
bakteri yang disebut Staphylococcus aureus dapat dengan cepat tumbuh
resistan terhadap antibiotic tersebut. Akan dibutuhkan dosis yang lebih tinggi
lagi untuk membunuh bakteri tersebut, jadi nyatalah bahwa di bawah pengaruh
seleksi penisilin yang kuat, maka populasi bakteri mengalami perubahan secara
evolusi. Fenomena ini telah diselidiki secara mendalam di laboratorium secara
eksperimental. Pada eksperimen tersebut menujukkan, kultur dari berjuta – juta
bakteri mati, dan hanya beberapa yang dapat hidup terus. Kalau sisa bakteri
yang hidup ini dikenai penisilin dari dosis yang sama, maka hampir semua
bakteri dapat hidup.
Gen untuk
kekebalan mungkin telah ada pada populasi sebelum percobaan di atas dimulai,
dan antibiotic hanyalah membunuh bakteri yang tidak mempunyai gen ini, yang
ditinggalkan hanyalah bakteri yang mempunyai gen kekebalan. Dengan perkataan
lain, penisilin mungkin hanya melakukan suatu tekanan seleksi yang kuat
terhadap gen yang tidak kebal, sehingga menyebabkan adanya pergeseran besar
pada frekuensi tersebut.
Dari beberapa
percobaan diketahui bahwa keterangan pertama rupanya benar. Obat ini tidak
menyebabkan adanya mutasi untuk kekebalan, hanya mengadakan seleksi terhadap
bakteri yang tidak kebal. Beberapa gen yang menentukan jalan metabolism yang
menyebabkan resistensi terhadap penisilin sudah ada di dalam kebanyakan
populasi pada frekuensi rendah yang muncul mula-mula sekali sebagai hasil
mutasi sembarang. Seandainya gen semacam itu belum ada pada populasi yang
terkena penisilin, tidak akan ada sel dari populasi yang dapat hidup dan
populasi tersebut akan tersapu bersih.
Hal tersebut di
atas, tidak berarti bahwa mutasi baru tidak dapat memperbaiki kekebalan,
malahan seleksi terus menerus oleh penisilin biasanya menuju ke arah penambahan
resistensi secara gradual. Hal ini sudah hampir dipastikan sebagai hasil dari
mutasi. Tetapi mutasi tidak dihasilkan oleh kondisi sama yang menyeleksi gen
mutan yang telah timbul.
Keuntungan
mutasi pada suatu keadaan keliling yang mengandung penisilin dapat timbul
sewaktu obat itu dimasukkan sebagai hal yang terjadi secara kebetulan. Sebab
mutasi yang serupa dapat juga timbul meskipun penisilin tidak ada. Evolusi
resistensi obat pada bakteri tidak dapat disamakan seluruhnya pada evolusi
organisme biparental, sebab seleksi yang hebat dapat mengubah frekuensi genetis
lebih cepat pada organism haploid aseksual daripada organisme biparental.
Rekombinasi yang
terjadi pada setiap generasi pada spesies biparental sering menimbulkan kembali
genotip yang hilang pada generasi sebelumnya. Hal ini tidak akan terjadi pada
organisme aseksual. Tetapi bagaimanapun juga, suatu tekanan seleksi yang sangat
kecil dapat menimbulkan suatu pergeseran besar pada frekuensi gen suatu
populasi biparental kalau jangka waktunya mencapai 50.000 tahun (meskipun waktu
ini relative sangat pendek). Hal tersebut pernah diperhitungkan Haldane bahwa jika suatu alel dominan
yang memperkuat suatu individu dibawa oleh satu bagian dari 1000 (misalnya 1000
individu dari AA yang dapat hidup dan berbiak untuk alel dominan dapat
bertambah dari alel resesif).
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kode Genetik merupakan suatu informasi dengan
menggunakan huruf sebagai lambang basa nitrogen(A,T,C,G) yang dapat
menerjemahkan macam-macam asam amino dalam tubuh.dengan kata lain,kode genetik
adalah cara pengkodean urutan Nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan
urutan asam aminopada saat sintesis protein. Macam molekul protein tergantung
pada asam amino penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipetida.
Replikasi adalah proses duplikasi secara
DNA.Genom manusia pada satu sel terdiri sekitar 3 Miliyar dan pada saat
replikasi harus diduplikasi secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah).
Replikasi adalah Transmisi Vertikal (dari sel induk ke sel anak supaya
informasi genetik yang diturunkan sama dengan sel induk).
DAFTAR PUSTAKA
http://firmanharjuanjaya.com/seo/1370/kodegenetika.
http://id.wikipedia.org/wiki/kode genetika, 24 Januari 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/kode genetika, 24 Januari 2011.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/replikasi
DNA dan RNA /, diakses 22 Januari2011.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-golongan darah /, diakses 08 Maret 15
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-golongan darah /, diakses 08 Maret 15
http://opensains.wordpress.com/2009/07/27/gen
/,
24 Januari 2011.
http://Layla-innocent.blogspot.com
![]() |
No comments:
Post a Comment